"Guru terbaik adalah kesalahan terakhir yang Anda lakukan." Ralph Nader Kandidat Presiden AS pada 1992, 1996, 2000, 2004, dan 2008

05 Agustus, 2008

Partai Usiran, Wajah Buram Sepakbola Indonesia

Kerusuhan dan kerusuhan, adalah potret buram sepakbola Indonesia baik untuk tingkat Liga Super maupun untuk kelas Divisi Utama, bahkan untuk untuk level dibawahnyapun tidak terlepas dari kerusuhan seperti yang sering kita baca di media-media, bahkan sepakbola antar RT-pun bisa memicu kerusuhan.

Ada apa sebenarnya dengan masyarakat Indonesia ini ? mereka gampang sekali tersulut emosinya dan melampiaskannya dengan berbagai tindakan anarkis seperti yang sering terjadi di sepakbola. Memang hanya segelintir oknum yang berbuat ulah, tapi efeknya menyentuh berbagai kalangan, sampai pihak keamanan pun tak segan mengeluarkan larangan pertandingan bagi klub sepakbola yang pendukungnya sering berbuat keonaran seperti Persib Bandung dan Persija Jakarta.

Namun, dengan dilarangnya pertandingan berlangsung diwilayah yang dianggap rawan kerusuhan apakah bisa menyelesaikan masalah ? susah untuk menjawabnya, bahkan dengan adanya larangan tersebut membuat pro kontra semakin meluas, ada yang menganggap bahwa pihak keamanan yang mengeluarkan larangan tersebut bersikap pengecut karena tidak berani menghadapi kerusuhan tersebut, bagaimana mereka mengawal negara kalau hanya menghadapi para oknum pembuat keonaran di sepakbola tersebut saja mereka takut ??

Namun yang pro lain pendapatnya, mereka setuju adanya larangan tersebut demi menyelamatkan aset dan juga sebagai pembelajaran agar para suporter bisa mengendalikan dirinya untuk menerima apapun hasil pertandingan. Tapi dibalik semua itu, adalah perlunya tindakan nyata dari berbagai kalangan khususnya pihak pantia penyelenggara pertandingan untuk bersikap tegas dan jujur terhadap para suporter, sikap tegas adalah dalam menegakkan aturan serta jujur dalam penjualan tiket, walaupun itu mungkin hanya sedikit membantu untuk mengeliminasi kerusuhan.

Sementara dari pihak Badan Liga Indonesia, mereka harus mau belajar dan tentu juga bersikap tegas, jujur serta adil dalam menentukan berbagai macam perangkat pertandingan, termasuk dalam penentuan pengadil di lapangan, tunjuklah mereka yang memang benar-benar mampu dan layak dalam memimpin, jangan memaksakan pengadil yang reputasinya sudah jatuh, atau kondisi fisik dan metalnya sedang tidak bagus, karena hal itu akan menjadi tidak maksimal dalam memimpin laga tersebut, dan bisa mengakibatkan emosi ikut terlibat, sehingga dalam membuat keputusan tidak berdasarkan fakta di lapangan tapi berdasarkan emosi semata, dan hal tersebut bisa berakibat fatal dan memicu kerusuhan masal.

Nah, kalau itu terjadi siapa sebenarnya yang harus menanggung apabila terjadi kerusuhan ? pihak panpelkah ? keamanankah ? suporterkah ? atau BLI ?. Tapi selama ini, yang menjadi tertuduh dan terdakwa dalam setiap kerusuhan selalu suporter, mereka yang selalu menjadi kambing hitam dalam setiap kerusuhan. Selama ini tidak pernah pihak keamanan atau BLI yang dituduh menjadi biang kerusuhan, padahal mungkin saja mereka juga menjadi penyebab dari kerusuhan tersebut. BLI misalnya, mereka sering menugaskan perangkat pertandingan (wasit dan asisten wasit) yang sedang tidak siap untuk memimpin, yang akhirnya sering berbuat blunder di lapangan yang menjadi penyebab kerusuhan. Tapi apakah mereka mau disalahkan ? tentu jawabannya tidak dengan berbagai alasan, kemudian pihak keamanan, padahal itu adalah tanggung jawab mereka untuk mengamankan kalau terjadi kerusuhan, mereka sudah dibayar untuk itu. Dan kalau memang masih terjadi kerusuhan, berarti pihak keamanan tidak mampu dan ketidakmampuan tersebut tentu harus dibayar dengan pertanggungjawaban. Nah.........silahkan ber-komentar........

31 Juli, 2008

Pemilu

Satu tahun mendatang, Indonesia akan menggelar hajatan yang cukup besar, yaitu Pemilu atau Pemilihan Umum. Hajatan yang sangat menyita waktu dan tenaga serta uang tersebut akan diikuti oleh seluruh warga negara Indonesia tang telah berhak memilih termasuk mereka yang sedang berada di Luar Negeri.

Untuk tahun 2009 nanti, partai politik yang telah dipastikan ikut adalah sebanyak 34 partai baik yang lama maupun yang baru. Dengan 34 partai, dipastikan para pemilih akan merasa bingung untuk menentukan mana yang harus dipilihnya sebagai kendaraan untuk ikut menentukan masa depan Indonesia. Namun satu hal yang harus dibanggakan adalah betapa demokratisnya Indonesia, siapapun berhak dan boleh mendirikan partai politik, terlepas dari tujuannya asalkan memenuhi sarat dan ketentuan yang berlaku.

Tapi disisi lain, dengan makin banyaknya partai politik yang ikut dalam pemilu akan membuat masyarakat pemilih merasa bingung, jangankan untuk memilih salah satu partai, untuk menghapalnya saja akan merasa kesulitan apalagi ditambah dengan pertanyaan apakah kenal ketua partainya ? wallahualam....

Nah bagi partai politik, itu tentu menjadi kendala terbesar karena bagaimana mau meraih suara terbanyak kalau masyarakatnya sendiri tidak tahu nama, atau nomor partai yang akan dipilihnya, jadi bagi partai ini adalah pekerjaan besar agar partainya dikenal luas oleh masyarakat, caranya ? ya tentu dengan promosi besar-besaran atau kampanye secara kontinyu di berbagai media, baik cetak maupun elektronik. Itu tentu membutuhkan biaya yang sangat besar, bisa milyaran rupiah. Darimana mereka mendapatkan dana sebesar itu ? selain bantuan dari pemerintah, mereka akan mendapatkan dana tentu dari iuran anggotanya atau para donatur, namun seberapa besar anggotanya yang akan ikut dalam iuran partai ? seberapa banyak donatur yang bersedia menggelontorkan uangnya untuk partai ?

Tak bisa kita pungkiri, setiap orang yang mengeluarkan uangnya tentu punya maksud dan tujuan tertentu atau mereka pasti punya hitung-hitungan agar uang yang dikeluarkannya bisa kembali dengan utuh atau malahan lebih, yang pasti para donatur tentu mengharapkan ada imbal baliknya, nah....kalau melihat hal seperti itu, tentu para donatur pasti akan memilih - milih partai yang sekiranya bisa menguntungkan mereka, dengan demikian hanya partai - partai yang sudah mapanlah yang akan menjadi tujuan para donatur menggelontorkan uangnya, sementara partai-partai baru ? entahlah..........

17 Juli, 2008

Sepakbola dan Industri II

Industri sepakbola ? betul. sepakbola memang bisa menjadi industri yang bisa menghasilkan uang dengan banyak, caranya bagaimana ? banyak caranya tapi yang pasti sepakbola harus betul-betul dikelola secara profesional secara total bukan hanya kulitnya saja. Contohnya adalah Liga Premier Inggris, disana pengelolaan sepakbola benar-benar menjadi industri yang sangat menguntungkan, klub-klub sepakbola di Inggris benar-benar menjadi mesin uang yang bisa menghidupi banyak kalangan, selain pemain dan pemilik tentu saja orang-orang yang berada disekelilingnya mendapatkan kehidupan yang sangat layak.

Kita ambil contoh klub Manchester United, dengan gaji jutaan dolar para pemainnya bisa mendapatkan penghidupan yang sangat layak, juga orang-orang yang terlibat didalamnya, mulai dari presiden klub, jajaran pelatih serta official, kemudian orang-orang yang berdiri di belakang layar seperti marketing, staf administrasi hingga para Office Boy, mereka semuanya mendapatkan penghasilan yang sangat layak. Darimana klub Manchester United bisa menggajinya ? inilah yang akan kita bahas.

Selain sponsor yang nilainya jutaan dolar, tiket dan merchandise klub juga menjadi lahan yang sangat subur untuk penghasilan klub, kemudian keuntungan dari penjualan pemain juga bisa masuk dalam penghasilan klub, kemudian untuk klub-klub yang masuk dalam Liga Champions, Piala UEFA atau lainnya juga mendapatkan uang tampil yang nilainya juga jutaan dolar, dan masih banyak yang lainnya.

Itu hanya dari satu lahan usaha yaitu sepakbola, belum lahan usaha lainnya seperti TV, Magazine, Toko Merchandise, Radio dll. Dimasing-masing lahan usaha, tentu akan menghasilkan jutaan dolar lagi, untuk TV klub misalnya, dari penjualan slot iklan tentu gelimangnya dolar akan terus memenuhi pundi-pundi klub. Dari Magazine klub juga tentu aliran dolar hasil penjualan dan iklan juga ikut andil memperkaya keuangan klub.

Bagaimana di Indonesia ? sebetulnya hal tersebut juga bisa dilakukan walaupun tentu kondisinya agak sedikit berbeda, tapi mengikuti langkah klub-klub Inggris untuk menjadi profesional bukanlah hal yang mustahil, dimana ada kemauan disitulah ada jalan. Kita ambil contoh Persib Bandung, sebagai klub besar di Tanah Air, Persib sebenarnya klub yang sangat bisa dijual, dengan pendukungnya yang jutaan orang Persib Bandung adalah lahan empuk untuk menghasilkan uang.

Bersambung lagi nanti

15 Juli, 2008

Sepak Bola dan Industri I

Indonesia Super League telah dimulai minggu ini, tepatnya pada tanggal 12 Juli 2008. Beberapa kesebelasan telah tampil dengan berbagai asesoris baru, mulai dari pemain, jersey, logo, ataupun lapangan bola yang telah disulapnya sesuai dengan standar yang telah ditetapkan BLI. Diluar pertandingan, ada beberapa catatan yang harusnya menjadi perhatian klub-klub anggota Liga Super Indonesia, salah satunya adalah dana klub yang sampai saat ini masih belum menjadi prioritas profesionalisme sepakbola Indonesia, kenapa ? karena hampir 90 persen klub yang berlaga masih mengandalkan pendanaannya dari kantong pemerintah.

Bisa dicatat, hanya Arema Malang, Pelita Jaya dan PKT Bontang yang pendanaannya sudah mandiri berkat asas profesionalisme yang telah dianutnya dengan baik. Padahal, sebagai olahraga utama di negeri ini, sepakbola bisa dijual !.

Klub - klub besar seperti Persib Bandung, Persija Jakarta, PSMS Medan, Sriwijaya FC, PSIS Semarang, Persik Kediri, Persipura Jayapura atau beberapa klub lainnya sampai saat ini kesulitan dalam soal dana. Sungguh ironis, sangat disayangkan klub-klub tersebut sampai saat ini hanya mengandalkan dana APBD untuk menjalankan keikutsertaannya dalam Indonesia Super League.

Padahal, banyak lahan yang sebenarnya bisa menghasilkan uang untuk membiayai klub seperti penjualan merchandise klub, tiket, hingga mendapatkan sponsor. Yang jadi masalah, adalah kenapa mereka tidak berhasil dalam hal itu ? karena mereka ( pengelola klub ) tidak punya jiwa bisnis, entrepreneurship mereka nol, maunya disuapin terus kaya bayi !.

bersambung lagi nanti

Jalur Sutra

dengan mencoba menguak tabir
melangkah pasti singkirkan rintangan
adalah kepastian yang kutunggu, sayang.....
elakkan rasa kesepian yang mengentak jiwa
bijaksana mengucap dalam renung malam sepi

entahlah apa yang harus kulakukan
melalui jalur sutra berkelok tebing terjal
diwaktu yang tak terekam
juga tak dapat menampak jejak langkah seperti
jejak kaki dinosaurus

jadi, apa yang harus kulakukan ?